KWIKKU SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN
Media
Sosial saat ini telah membuat masyarakat semakin dimanjakan dengan banyaknya
fitur-fitur yang dapat mempermudah segala aktivitas yang ada. Media sosial yang
saat ini telah menduduki reting tertinggi di dunia yaitu Facebook dan Twitter.
Masyarakat Indonesia sendiri termasuk pengguna terbanyak media sosial tersebut.
Nah, dengan keadaan itu membuat salah satu Mahasiswa Indonesia mempunyai ide
membuat sebuah media sosial bernama KWIKKU.
Kata Kwikku merupakan plesetan dari kata kui dan iku dalam bahasa Jawa. Kata “kui iku” sendiri jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti “itu tuh”. Kwikku adalah jejaring social local yang memiliki keunikan berbasis popularitas. Di kwikku setiap aktivitas yang dibagikan pengguna akan mendapakan apresiasi berupa rate (penilaian). Penilaian ini didasarkan pada keinginan setiap manusia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan reputasi yang baik. Pada dasarnya, manusia ingin didengar, ingin diperhatikan dan ingin menunjukan siapa dirinya.
Kata Kwikku merupakan plesetan dari kata kui dan iku dalam bahasa Jawa. Kata “kui iku” sendiri jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti “itu tuh”. Kwikku adalah jejaring social local yang memiliki keunikan berbasis popularitas. Di kwikku setiap aktivitas yang dibagikan pengguna akan mendapakan apresiasi berupa rate (penilaian). Penilaian ini didasarkan pada keinginan setiap manusia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan reputasi yang baik. Pada dasarnya, manusia ingin didengar, ingin diperhatikan dan ingin menunjukan siapa dirinya.
Setiap
orang pasti menginginkan sebuah pembelajaran yang menarik, efektif dan mudah
dipahami. Teknologi Pendidikan dituntut untuk dapat mengembangkan sebuah model
pembelajaran yang berbeda dan lebih baik daripada yang lainnya. Dengan
memanfaatkan media sosial KWIKKU diharap sebuah pembelajaran akan lebih
menarik. Nah, bagaimana cara memanfaatkannya ? peserta didik akan lebih
tertarik mengikuti pembelajaran apabila dikaitkan dengan yang namanya media
sosial. Dalam KWIKKU ini pendidik dapat memanfaatkan media ini untuk
mengembangkan potensi, kreativitas dan kemampuan-kemampuan peserta didik yang
kurang optimal mereka keluarkan bila dalam pembelajaran biasa.
Cara
pemanfaatannya sendiri, pendidik dapat membimbing peserta didik untuk menikmati
salah satu layanan dalam media sosial tersebut yang merupakan penggabungan layanan
social media, toko online, e-learning, blog, situs sharing file dan situs
seputar akun bisnis. Dari situlah peserta didik dapat memanfaatkan untuk
pembelajaran lebih baik dengan mencari wawasan dan pengetahuan baru. Media sosial
yang lain lebih mengutamakan untuk masyarakat membuat status galau-galau namun
di media sosial ini lebih mengutamakan untuk mengunggah artikel-artikel yang
bersifat memberikan sebuah ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan. Disini pendidik dapat mengajak peserta didik untuk
menggali setiap potensi yang mereka miliki melalui sebuah artikel-artikel
bermutu yang dapat dilihatkan kepada dunia. Peserta didik dapat menuangkan
segala ide dan gagasan yang mereka miliki, lalu dengan adanya sistem berupa
rate (penilian) akan semakin membuat peserta didik berlomba-lomba mendapatkan
rate terbaik. Dalam hal ini peserta didik dan pendidik juga dapat bertukar
pikiran serta pendidik juga dapat menilai keaktifan peserta didik.
Media sosial KWIKKU ini sendiri
termasuk ke dalam teori tindakan dan teori konfilk. Menurut
Jones (2009), hampir semua tindakan manusia adalah sukarela atau voluntary. Mereka memutuskan apa yang mereka lakukan
sesuai dengan interpretasinya mengenai dunia di sekelilingnya. Tindakan adalah
bentuk penjabaran dari keputusan untuk bertindak, yang merupakan buah dari
pemikiran. Dalam hal ini peserta didik dan pendidik sadar dalam menggunakan
KWIKKU ini serta timbalbalik apa yang akan mereka dapatkan. Menurut Damsar (2011),
konflik akan terus ada selama elemen-elemen yang ada di masyarakat memiliki
motif, maksud, kepentingan, atau tujuan yang berbeda. Pemanfaatan KWIKKU ini
sendiri menimbulkan beberapa perbedaan pandangan dimana banyak yang memandang
dari segi negatif namun sebenarnya banyak segi positif yang dapat dimanfaatkan
untuk menjadikan sebuah pembelajaran menjadi lebih baik dan efektif. Apa
salahnya memanfaatkan media sosial karya anak bangsa sendiri.
Daftar Pustaka
Jones, Pip.
(2009). Pengantar Teori-Teori Sosial.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Damsar. (2011). Pengantar
Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar